Para ilmuwan telah menemukan cara untuk memprediksi berapa lama seseorang akan hidup dengan cara mengukur DNA. Ternyata, menurut para ilmuwan tersebut, life expectancy atau harapan hidup alias panjang pendek seseorang telah tertulis dan tersirat dalam DNA nya, bahkan sejak dilahirkan.
Panjang pendeknya umur seseorang, menurut ilmuwan yang melakukan penelitian ini, tergantung pada panjang telomerase,
yaitu bagian ujung DNA yang berfungsi untuk melindungi kromosom yang
berfungsi menggenerasi ulang sel-sel yang membelah, menua dan mati.
Penelitian yang dilakukan oleh Profesor Pat Monaghan dari Universitas
Glasgow ini menemukan bahwa panjang pendeknya "telomere" DNA seseorang
mengindikasikan panjang pendeknya Umur "asli" seseorang. Walau begitu,
umur asli tersebut bisa berkurang dengan perilaku dan kondisi hidup
manusia, seperti akibat penyakit, stress dan depresi, kecelakaan, atau
gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok dan minum minuman keras.
Walau sementara penelitian yang dilakukan saat ini baru diterapkan pada
hewan, yaitu burung, namun korelasi telomere dengan umur menunjukkan
kesamaan yang mengembirakan. Menurut Profesor Pat Monaghan, penelitian
yang dilakukan terhadap 99 burung pipit di tempat yang bebas penyakit,
predator dan hal-hal yang bisa mengganggu "orisinalitas" umur
burung-burung tersebut menunjukkan bahwa, burung-burung dengan
telomerase pendek cenderung untuk lebih cepat mati dibandingkan dengan
burung dengan telomere lebih panjang. Bahkan, seekor burung pipit dengan
telomerase terpanjang dalam penelitian tersebut mampu bertahan hidup 9
tahun, umur yang sangat panjang bagi seekor burung pipit.
Hasil penelitian ini akan membawa implikasi besar bagi manusia, yang
memiliki telomerase yang bekerja dengan cara yang sama. Telomere adalah
salah satu zat yang sangat penting bagi DNA, karena berfungsi untuk
melindungi DNA dari penguraian. Semakin panjang telemore, maka semakin
lama zat ini melindungi
DNA yang berarti
semakin panjang umur manusia. Hal ini bisa dipahami karena saat DNA tak
lagi di lindungi oleh telemore, maka, terjadilah proses pembelahan
sel-sel yang lebih cepat, yang mengakibatkan penuaan, kulit menjadi
keriput dan sistem kekebalan tubuh mulai menurun, yang efeknya tentu
saja membuat manusia semakin tua alias mengalami proses penuaan dan menjurus ke arah kematian.
Mungkin, penelitian ini akan menjadi wacana baru dalam memahami proses
penuaan, dan bisa jadi sebagai acuan dasar untuk menemukan
obat anti penuaan, dan bahkan mungkin obat anti kematian.
sumber :: http://www.poztmo.com/2012/01/memprediksi-umur-manusia.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar